Uji Bahan Pangan

by 19.33.00 0 komentar
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PANGAN
ACARA II
UJI BAHAN PANGAN


Disusun oleh:
Nama             : Afita Maudine Nabilla
NIM                : 35.2014.7.2.0978
Kelompok      : I
Tanggal                   : 4 November 2015
Asisten           : Muhammad Iqbal Basagili S.Gz, MPH
                         Agil Dhiemitra Aulia Dewi S.Gz, MPH

PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
NGAWI
2015/1437



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Acara
Uji Bahan Pangan
1.    Uji Organoleptik
2.    Uji Kesukaan (Preference Test)
3.    Uji Pembedaan
B.    Hari/Tanggal
Hari       : Rabu
Tanggal : 4 November 2015
C.   Tujuan
Setelah mengikuti prektikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.    Uji Organoleptik
a.    Membuat formulir uji organoleptik suatu bahan pangan
b.    Melakukan uji organoleptik suatu bahan pangan
c.    Menyelenggarakan uji organoleptik suatu bahan pangan
2.    Uji Kesukaan
a.    Mahasiswa mampu melakukan uji kesukaan suatu bahan pangan
b.    Mahasiswa mampu menyelenggarakan uji kesukaan suatu bahan pangan
3.    Uji Pembedaan
a.    Mahasiswa mampu melakukan uji panel ahli suatu bahan pangan
b.    Mahasiswa mampu menyelenggarakan uji panel ahli suatu bahan pangan



BAB II
METODE PERCOBAAN
A.    Alat dan bahan
1.    Uji Oranoleptik
Alat


Piring
Sendok kecil


Bahan


Sosis daging               
Sosis ayam                
Biskuit                        
Mie kering                  
Yoghurt                      
Cake                          
Saos tomat                 
Kacang polong kaleng
Kerupuk                     
Kornet beef                  
Mie basah                  
Juice                            
Pudding                      
Roti tawar                   
Saos sambal              
Abon                           
Bakso daging             
Bakso urat                  



2.    Uji Kesukaan
Alat


Piring
Sendok kecil


Bahan


Sosis daging               
Sosis ayam                
Biskuit                        
Mie kering                  
Yoghurt                      
Cake                          
Saos tomat                 
Kacang polong kaleng
Kerupuk                     
Kornet beef                  
Mie basah                  
Juice                            
Pudding                      
Roti tawar                   
Saos sambal              
Abon                           
Bakso daging             
Bakso urat                  



3.    Uji Pembedaan
Alat


Piring
Sendok kecil



Bahan


Saus sambal Indofood
Saus sambal ABC
Saus sambal Delmonte
Saus tomat Indofood
Saus tomat ABC
Saus tomat Delmonte


B.    Cara kerja
A.    Uji Organoleptik
Mengamati dan mempelajari bahan pangan yang diuji
Membandingkan dn menilai bahan pangan serta menghitung hasil penilaian (uji organoleptik)
Membuat kesimpulan dari perlakuan uji organoleptik

B.    Uji Kesukaan
Mengamati dan mempelajari karakteristik bahan pangan yang diujikan
Membuat kesimpulan dan pembahasannya
Menilai bahan pangan (sosis ayam, sosis sapi, bakso urat, dan bakso biasa).
Menganalisis hasil uji kesukaan semua praktikan
 

C.   Uji Pembedaan
a.   
Menyediakan 2 kotak berisi bahan sampel saus sambal, 1 kotak berisi saus sambal (standar) dan kotak lainnya berisi 6 sampel saus sambal
Melakukan Uji Stimulus Tunggal

Memilih diantara 6 saus sambal yang dirasa sama dengan saus sambal di kotak 1 (standar). Amati organoleptiknya
 




b.   
Amati karakteristik bahan pangan yang diujikan
Melakukan Uji Duo Trio
Nilai bahan pangan (saus sambal merk Indofood, Delmonte, dan ABC)
Analisis hasil uji pembedaan dari panelis praktikum



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Uji Organoleptik
Tabel 1. Hasil uji organoleptik
Bahan
Rasa
Bentuk
Sifat
Tekstur
Aroma
Warna
Sosis daging
Gurih, asin
Lonjong

Kenyal,  padat
Khas daging sapi ditambah bahan kimia
Kecoklatan
Sosis ayam
Gurih, asin
Lonjong

Kenyal, padat
Khas daging ayam ditambah bahan kimia
Coklat kekuningan
Mie kering
Gurih, asin
Panjang bergelombang

Keras, padat

Kuning cerah
Mie basah
Sedikit asin
Panjang bergelombang

Agak padat
Agak asam tepung terigu
Kuning pucat
Susu fermentasi (Yoghurt)
Agak khas susu manis, fermentasi, blueberry
Menempati ruang

Cair
Khas blueberry
Keunguan
Cake
Manis
Persegi panjang

Empuk, lembut
khas coklat
Coklat tua
Saos tomat
Agak asam
Sesuai ruang

Kental
Khas tomat dan cuka
Merah kecoklatan
Saos sambal
Pedas, agak asin
Sesuai ruang


Khas cabai dan bawang
Orange tua
Biskuit
Manis, gurih
Bulat

Padat keras
Khas susu
Kecoklatan
Kacang polong kaleng
Agak gurih
Bulat

Agak lembut
Khas kacang polong
Hijau pucat
Kerupuk
Gurih, asin
Tidak beraturan

Renyah,padat
Bau minyak dan tepung
Kuning
Kornet beef
Asin, gurih
Sesuai ruang

Agak kasar, padat
Khas daging sapi
Coklat kemerahan
Buavita apel
Manis apel
Sesuai ruang

Cair
Khas apel
Kekuningan
Pudding vita
Caramel manis
Sesuai ruang

Kenyal
Khas caramel
Coklat
Roti tawar
Agak manis, asin
Persegi

Agak kasar
Khas tepung, ragi dan susu
Kekuningan, pinggir coklat
Abon ayam
Gurih, asin berempah
Tidak beraturan

Kasar
Khas ayam dan rempah-rempah
Coklat muda
Bakso daging
Asin,gurih
Bulat

Agak padat, agak kasar
Khas daging dan bumbu
Keabu-abuan
Bakso urat
Asin gurih
Bulat

Agak kasar
Khas daging
Kecoklatan
            Pada uji organoleptik, panelis dihidangkan dengan berbagai macam makanan dengan bahan baku yang berbeda. Makanan tersebut diamati dan dipelajari oleh panelis. Setelah itu, makanan tersebut dicicipi satu per satu  oleh panelis dan dicatat sifat organoleptiknya, seperti rasa, bentuk, tekstur, aroma, dan warnanya.
            Sosis merupakan produk daging yang digaram dan dibumbui, berasal dari bahasa latin Salsus (garam). Produk ini lebih populer karena bentuknya lonjong bulat. Lebih lanjut, sosis yang dibuat dari daging segar mempunyai tingkat kekenyalan yang lebih tinggi dibandingkan bila dibuat dari daging yang dilayukan lebih dahulu (Raharjo dan Wasito 2002).
            Hasil uji organoleptik sosis sapi dan sosis ayam adalah rasa kedua sosis sama – sama gurih, bentuknya jusa sama – sama lonjong, sementara dari segi warna, sosis sapi cenderung lebih kecoklatan dibandingkan sosis ayam. Aroma tiap sosis juga tergantung pada bahan baku dari sosis tersebut. Akan tetapi, aroma sosis tersebut tidak benar – benar sama dangan bahan aslinya karena sosis tersebut sudah ditambahkan oleh zat kimia tertentu.
            Secara umum mie dapat digolongkan menjadi dua, mie kering dan mie basah. Mie basah adalah mie yang dipasarkan dalam keadaan mentah, biasanya jenis mie ini memiliki daya tahan 1 sampai 2 hari. Mie kering adalah mie basah yang melewati tahap penggorengan /penjemuran sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama. Pemilihan mie kering atas dasar pemilihan bahan yang mudah diperoleh, mudah pengolahannya, rasa yang legit, aroma khas, praktis serta disukai masyarakat (Sukerti dkk, 2013).
Yoghurt adalah susu asam yang dihasilkan dari proses fermentasi susu oleh campuran bakteri asam laktat thermophilic yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus . Kedua jenis bakteri ini bersama-sama membentuk rasa asam, aroma yang khas serta komponen-komponen pembentuk cita rasa seperti aseton, asetaldehida, diasetil dan senyawa karbonil lainnya (Helferich dan Westhoff, 1980)
Cake dalam pengertian umum merupakan adonan panggang dengan bahan dasar tepung terigu, gula, telur, dan lemak. Selain itu, cake dapat diberi bahan tambahan seperti garam, pengembang, shortening, susu, keju, coklat dan bahan penambah aroma. Bahan – bahan tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan cake yang halus, empuk, warna yang menarik, dan aroma yang sedap.
            Abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres (SNI 01-3707-1995).
            Corned Beef adalah adalah daging sapi yang diawetkan dalam brine dan kemudian dimasak dengan cara simmering. Biasanya digunakan potongan daging yang mengandung serat memanjang, seperti brisket. Nama “Corned Beef” berasal dari garam kasar yang digunakan. Corn artinya butiran, yaitu butiran garam (Leith, 1989).
            Saus Tomat merupakan produk berbentuk pasta dengan aroma khas tomat. Saos tomat biasa ditambahkan sebagai bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Saus tomat adalah produk yang dihasilkan dari campuran bubur tomat atau pasta tomat atau padatan tomat yang diperoleh dari tomat yang masak, yang diolah dengan bumbu-bumbu, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan. Setiap bahan yang digunakan pada pembuatan saos tomat mempunyai fungsi tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki rasa, warna, aroma, kekentalan dan keawetan. Gula misalnya untuk memberikan rasa manis, garam untuk memberikan rasa asin, sementara cuka untuk memberikan rasa asam sekaligus memberikan efek pengawetan karena sebagian besar mikroorganisme tidak tahan terhadap kondisi asam. Rempah-rempah digunakan untuk memperbaiki aroma dan cita rasa, sedangkan maizena untuk meningkatkan kekentalan saos dan mencegah terjadinya pemisahan air dengan padatan saos pada saat penyimpanan. Pengawet digunakan untuk mencegah tumbuhnya kapang (jamur) yang menjadi masalah saat penyimpanan saos (SNI 01-3546-2004).
            Saus Sambal atau Saus cabe adalah saus yang diperoleh dari pengolahan cabe yang matang dan berkualitas baik dengan tambahan bahan-bahan lain yang digunakan sebagai bahan pembantu. Bahan-bahan tambahan yang digunakan sangat bervariasi, tetapi yang umum ditambahkan ialah garam, gula, bawang putih dan bahan pengental (pati jagung atau maizena dapat juga tapioka). Pati digunakan sebagai bahan pengikat dan memberikan penampakan yang mengkilap. Rasa dan mutu saus cabe sangat tergantung mutu dan varietas cabe yang digunakan sebagai bahan baku utamanya. Jenis cabe yang digunakan dalam pembuatan saus cabe antara lain jatilaba, tit super dan tit paris. Cabe jatilaba adalah cabe lokal Indonesia yang berwarna merah agak gelap, lurus, berkerut-kerut, tahan pecah  dan ujungnya runcing. Tit paris dan tit super mempunyai ciri yang sama yaitu berwarna merah menyala, ujungnya runcing dan agak bengkok (Koswara, 2009).
         Kerupuk dalam Standar Industri Indonesia (SII) nomor 0272-90 adalah produk makanan kering yang dibuat dari tapioka atau tepung sagu dengan atau tanpa tambahan bahan makanan atau bahan tambahan makanan lain yang diijinkan, yang harus disiapkan dengan cara menggoreng atau memanggang sebelum disajikan (SII, 1990).
            Minuman Sari Buah (Buavta Apel) adalah minuman kemasan yang dibuat menggunakan sari buah apel dan diolah serta ditambahkan zat tertentu agar jangka penyimpanannya semakin panjang.
            Puding vita merupakan salah satu produk jelly yang memiliki struktur khusus yang disebabkan karena terbentuknya kompleks gel pektin-gula-asam. Kondisi optimum untuk pembentukan gel adalah pektin 0.75-1.5%, gula 65-70%, asam pH 3.2-3.4 (Buckle, 2013). Dari hasil pengujian, rasa pudding manis khas caramel dan teksturnya lembut.
            Kacang Polong Kaleng adalah produk olahan kacang polong yang diawetkan dengan cara dimasak pada suhu yang sangat tinggi, lalu ditembahkan bumbu tertentu dan dimasukkan ke dalam kaleng steril agar awet.
            Roti Tawar dan Biskuit merupakan hasil olahan dari tepung terigu. Perbedaan pengolahan roti tawar dan Biskuit adalah terletak di jenis tepung terigu yang digunakan. Roti tawar menggunakan tepung terigu berprotein tinggi, sementara biscuit menggunakan tepung terigu berprotein sedang hingga rendah.
            Bakso adalah makanan olahan daging (sapi, ayam) yang dibuat dengan cara penggilingan daging, lalu ditambahkan tepung kanji dan bumbu tertentu, lalu mebentuknya menjadi bulatan dan merebusnya di dalam air yan mendidih hingga matang. Perbedaan anatara bakso daging dan bakso urat adalah di bahan bakunya. Bakso daging menggunakan gilingan daging yang sudah halus, sementara bakso urat terbuat dari daging yang berserat dan gilingannya tidak terlalu halus, sehingga teksturnya cenderung lebih kasar dibandingkan dengan bakso daging.

B.    Uji Kesukaan
Table 1. Hasil Uji Kesukaan
No
Nama Makanan
SS
S
AS
ATS
TS
STS
Jumlah
Skor
1
Bakso urat
4
7
7
2
2

22
75
2
Bakso daging
5
10
5
2


22
84
3
Kornet beef
1
3
2
6
7
3
22
26
4
Abon
8
9
3

2

22
87
5
Sosis daging
5
10
5
2


22
84
6
Sosis ayam
2
13
4
3


22
80
7
Mie basah

2
8
5
6
1
22
48
8
Mie kering

7
2
9
4

22
56
9
Kacang polong kaleng

1
2
4
12
3
22
30
10
Cake
12
5
4
1


22
94
11
Roti tawar
6
11
4

1

22
87
12
Biskuit
7
8
7



22
88
13
Yoghurt
12
7
3



22
97
14
Puding
7
6
4
1
4

22
77
15
Saos tomat
3
8
7
3
1

22
75
16
Saos sambal
3
8
6
3
1
1
22
72

Table 2. Perhitungan Presentase Uji Kesukaan
Poin
Nama Bahan
Bakso Urat
Bakso Daging
Abon
Kornet Beef
SS (6)
4
5
8
1
S (5)
7
10
9
3
AS (4)
7
5
3
2
ATS (3)
2
2

6
TS (2)
2

2
7
STS (1)



3
Jumlah Skor
75
84
87
26
Persentase :
Bakso Urat :  75/272 x 100% = 27.58%
Bakso Daging : 84/272 x 100% = 30.88%
Abon : 87/272 x 100% = 31.99%
Kornet Beef : 26/272 x 100% = 9.59%
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka” dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonic seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor dislike ).
Pada pengujian ini, semua panelis mencicipi bakso daging, bakso urat, abon, dan kornet beef. Pada pengujian ini tergantung pada kesukaan tiap panelis. Bahan makanan yang memiliki presentase kesukaan paling besar adalah Abon, yaitu sebesar 31.99%, lalu disusul dengan bakso daging, yaitu dengan persentase sebesar 30.88%, selanjutnya adalah bakso urat, dengan persentase 27.58%, dan yang terakhir adalah Kornet beef dengan persentase 9.59%.

C.   Uji Pembedaan
1.    Uji stimulus tunggal
           Uji stimulus tunggal adalah salah satu metode uji pembeda dimana panelis disediakan satu standar baku dan dua atau lebih sampel uji yang digunakan untuk penggolongan suatu contoh dengan contoh lainnya. Uji rangsangan tunggal merupakan metode uji pembeda dengan pembanding. Uji pembeda dengan pembanding diperlukan untuk tujuan untuk mengukur atau menilai pengaruh perlakuan . Pada praktikum uji rangsangan tunggal, panelis disediakan tiga contoh uji dan satu contoh pembanding. Ketiga contoh uji yang disajikan berdasarkan rasa, warna, dan aroma dibandingkan dengan satu contoh pembanding, kemudian panelis memberikan penilaian berdasarkan sifat inderawi terhadap contoh uji apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan contoh pembanding.
Table 1. Uji Stimulus Tunggal
Standar (Kunci Jawaban)
Hasil Praktikum
Sampel
Sama (A)
Beda (B)
Sampel
Sama (A)
Beda (B)
1

V
1
V

2
V

2

V
3

V
3

V
4

V
4

V
5

V
5

V
6
V

6
V

7

V
7
V

8
V

8
V

9

V
9

V
      Pada praktikum ini, panelis melakukan pengujian tehadap 9 jenis saus yang berbeda – beda. Sebelumnya panelis, mencicipi saus satandar yang sudah disiapkan, lalu setelah itu panelis mencicipi 9 saus lainnya dan menilai berapa banyak saus yang memiliki rasa yang sama persis seperti saus standar. Dari hasil praktikum, panelis belum memiliki sensitifitas yang baik.sehingga jika dicocokkan antara data standar (kunci jawaban) dan hasil praktikum, terdapat beberapa perbedaan.

2.    Uji duo trio
Uji duo trio termasuk dalam kelompok pengujian pembedaan (difference test). Pengujian pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam – macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Yang terakhir ini terutama dari segi konsumen.
Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap panelis disajikan tiga contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu contoh dari produk yang berbeda). Uji duo trio hampir sama dengan uji segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan pembanding yang dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain yang beda dengan pembanding (reference).
Uji duo trio adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku dalam pengujian. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan.
Table 2. Uji Duo Trio
Standar (Kunci Jawaban)
Hasil Praktikum
Standar (R)
A
B
Standar (R)
A
B
1
V

1
V

2

V
2

V
      Pada praktikum ini, panelis melakukan pengujian dengan 2 macam sambal yang berbeda. Sebelumnya, panelis mencicipi saus standar, kemudian memilih diantara 2 saus yang memiliki rasa yang sama persis seperti saus standar. Dari hasil praktikum, sensitivitas panelis telah baik, karena panelis memilih saus yang sesuai dengan standar.


Faktor yang mempengaruhi organoleptik
Dalam melakukan pengujian organoleptik, panelis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi panelis antara lain yaitu faktor fisik dan faktor psikologis.
1.    Faktor Fisik
a.    Kondisi sehari-hari
     Dalam pelakukan pengujian panelis harus diperhatikan kondisinya dalam keadaan lapar atau kenyang. Sebaiknya pengujian tidak dilakukan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Waktu yang baik untuk pengujian sebaiknya dilakukan pada pukul 09.00-11.00 atau 15.00-17.00.
b.    Kebiasaan sehari-hari
     Kebiasan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari juga akan berpengaruh terhadap panelis dalam melakukan pengujian. Kebiasaan seperti merokok, minum-minuman keras, dan penggunaan parfum secara berlebihan dapat mempengaruhi hasil pengujian yang dilakukan oleh panelis.
c.    Kesehatan
     Kesehatan panelis yang akan melakukan pengujian harus benar-benar diperhatikan. Kesehatan panelis tidak boleh terganggu dan panelis dibawah pengaruh anestesi tidak boleh melakukan pengujian.
2.    Faktor Psikologis
           Psikologis seorang panelis tidak boleh dalam keadaan frustasi, stress, kegembiraan yang berlebihan, terburu-buru, serta tidak dalam keadaan santai.
Jenis uji yang lain
1.    Uji pembedaan Segitiga (triangle test)
Merupakan uji untuk mendeteksi perbedaan yang kecil, karenanya uji ini lebih peka dibandingkan dengan Uji Pasangan. Dalam Uji Segitiga disajikan 3 contoh sekaligus dan tidak dikenal adanya contoh pembanding atau contoh baku. Penyajian contoh dalam uji segitiga sedapat mungkin harus dibuat seragam agar tidak terdapat kesalahan atau bias karena pengaruh penyajian contoh.
Dalam uji segitiga ini disajikan 3 buah contoh sekaligus secara acak. Satu dari ketiga contoh tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya .Contoh A adalah contoh yang berbeda dengan dua contoh B. Kode diberikan secara acak pada ke 3 contoh tersebut. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis susu sapi pasturisasi dari 3 merek yang berbeda.
2.    Uji Berpasangan (Paired comparison/dual comparisation)
Merupakan uji yang sederhana dan berfungsi untuk menilai ada tidaknya  perbedaan antara dua macam produk. Biasanya produk yang diuji adalah jenis produk baru kemudian dibandingkan dengan produk terdahulu yang sudah diterima oleh masyarakat.
Dalam penggunaannya uji pembedaan pasangan dapat memakai produk baku sebagai acuan atau hanya membandingkan dua contoh produk yang diuji. Sifat atau kriteria contoh disajikan tersebut harus jelas dan mudah untuk dipahami oleh panelis.
3.    Uji Pasangan Jamak (Multiple Pairs)
Uji Pasangan Jamak adalah uji yang serupa dengan uji rangsangan tunggal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, apabila pada uji rangsangan tunggal digunakan satu buah contoh baku, maka pada uji pasangan jamak digunakan dua kelompok contoh yang harus dipisahkan atau dinilai apakah termasuk contoh kelompok A atau dinilai bukan kelompok A .

  

BAB IV
KESIMPULAN

A.    Uji Organoleptik
1.    Pengujian organoleptic mengandalkan indera pengecap panelis untuk mempelajari dan menilai bahan makanan
2.    Di dalam uji organoleptic, panelis menilai aroma, rasa, warna, bentuk dan tekstur makanan
B.    Uji Kesukaan
1.    Bahan makanan yang memiliki presentase kesukaan paling besar adalah Abon, yaitu 31.99%, lalu disusul bakso daging 30.88%, bakso urat, 27.58%, dan Kornet beef 9.59%.
C. Uji Pembedaan
1.    Di dalam uji stimulus tunggal, sensitivitas panelis kurang baik, karena tidak sesuai dengan standar.
2.    Di dalam uji duo trio, sensitivitas panelis telah baik, karena sesuai dengan standar

DAFTAR PUSTAKA

Raharjo, A.H.D dan Wasito, Samsu. 2002. Buku Ajar Teknologi Hasil Ternak. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.

Helferich, W . and D.C. Westhoff. 1980 . All About Yoghurt. New York : Prentice-Hall Inc,

Koswara. Sutrisno. 2009. Pengolahan Aneka Saus. Ebookpangan.com.

Leith. P. 1989. The Cook’s Hand Book. London : Papermack Division, Macmilan Publ. Ltd.

Buckle. K. A. Edwards. R. A. Fleet. G. H. Wootton. M. 2013. Ilmu Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).  

Sukerti. Ni Wayan., Damiati., Marsiti. Cok. Istri Raka. Adnyawati. NDMS. 2013. Pengaruh Modifikasi Tiga Varietas Tepung Ubi Jalar dan Terigu terhadap Kualitas dan Daya Terima Mie Kering. Jurnal Sains dan Teknologi : Vol. 2, No. 2, Hal 231 – 237.



A. Maudine N.

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html