NILAI LUHUR PANCASILA DALAM AL-QUR’AN

by 06.07.00 0 komentar

Selain sebagai dasar Negara Indonesia, Pancasila juga  merupakan dasar ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia.  Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sangat banyak dan beragam. Nilai yang dimiliki Pancasila bersifat fleksibel dan global, sehingga dapat diterima berbagai kalangan dan juga di berbagai zaman.
Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Sehingga tidak heran sedikit banyak pemerintahan Indonesia menggunakan konsep Islam, terutama di wilayah tertentu seperti Provinsi Aceh. Walaupun bukan Negara Islam, ternyata sila-sila yang terkandung di dalam pancasila memiliki dalil yang bersumber dari Al-Qur’an. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan Pancasila. Hal ini dapat dibuktikan dengan ayat-ayat berikut :

1.      Sila Pertama

a.      Surat Al-Baqarah ayat 163 :
وَإلهُكٌمْ إلَهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلَهَ إَلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمٌ

“Dan Tuhanmulah yang satu, tidak ada Tuhan selain-Nya yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
b.       Surat Al- Ankabut ayat 46 :
وَلاَ تُجَادِلُوْا أَهْلَ الكِتَابِ إِلاَّ بِالّتِى هِيَ أَحْسَنُ إِلاَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ وَقُوْلُوْا آمَنَّا بِالَّذِى أَنْزَلَ إِلَيْكُمْ و إِلَهُنَا وَ إِلَهُكُمْ وَحِدٌ وَ نَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ

“ Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara  yang paling baik, kecuali denga orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah : “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu ; Tuhan kami adalah satu ; dan kami hanya kepada-Nyalah kami berserah diri.’”

Sila pertama yang berbunyi ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ merefleksikan suatu pernyataan akan kepercayaan dan keyakinan dari bangsa Indonesia tentang adanya Tuhan yang maha Esa. Yang maha Tunggal, sebab pertama (causa prima), maha Kuasa dan segenap sifat-Nya lainnya yang menunjukkan Maha Sempurna. Masyarakat Indonesia harus taqwa pada ajaran-ajaran yang telah diberikan-Nya, karena dengan begitu sila Pertama akan memberi bimbingan dalam segala gerak cara dan wujud masyarakat yang makmur dan berkeadilan sosial. Sesuai dengan yang dicita-citakan bangsa Indonesia. Dengan keyakinan teguh akan agama dalam  sila Pertama, menandakan bahwa Indonesia tidak mengingkari kodratnya sebagai manusia yang diciptakan Tuhan, yaitu dengan menyembah-Nya dan beriman kepada-Nya.
Sila Ketuhanan ini sangat berharga bagi kita yang beriman kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Sila pertama ini mencanangkan ‘kepercayaan dan taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab’. Sila ini memberi tempat yang amat terhormat bagi kaum yang beragama, karena ia menjamin kehidupan umat beragama dan keleluasaan untuk melakukan ibadah serta ritual dalam agama yang dianut. Ia juga menjamin seluruh warga Indonesia untuk menganut agama yang diyakininya yang sesuai dengan filsafat Pancasila.

2.       Sila Kedua

Surat Al-Maidah ayat 8
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلاَيَجْرِمَنَّكُمْ شَنَانٌ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّتَعْدِلُوْا اعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوُاللهَ إِنَّ اللَّه خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Hai orang-orang yangberiman! Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, dan jadilah saksi yang adil. Dan janganlah  sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat diatas sangat selaras dengan sila Kedua yang berbunyi ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’ , karena ayat tersebut juga menjunjung tinggi keadilan, tanpa melihat perbedaan bangsa dan agama. Sebagai makhluk sosial, manusia harus meiliki sifat yang adil, tidak sewenag-wenang agar menciptakan peradaban dengan nilai yang tinggi. Selain itu di sebuah negara, apabila keadilan selalu ditegakkan, maka tidak akan ada kerusuhan, pemberontakan, demonstrasi, dan sebagainya yang bersifat merusak. Akan tetapi akan tercipta sebuah Negara yang damai dan aman karena pemimpinnya berlaku adil kepada seluruh penduduknya. Dalam hal ini, tidak hanya pemimpin Negara (presiden) saja yang berlaku adil, akan tetapi seluruhnya, terutama pemimpin, entah dari tingkat yang tertinggi (Presiden, Gubernur, Bupati, dll) hingga ke tingkat yang lebih rendah (Ketua RW, Ketua RT, Kepala Keluarga).

3.      Sila Ketiga

Surat Al-Imraan ayat 103
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللَّه جَمِيْعًا وَلاَتَفَرَّقُوْا أَوْاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِحْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهَ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu tercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, maka bertasbihlah kepada Allah karena nikmat-Nya menjadikanmu bersaudara dan kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Sila Ketiga berbunyi ‘Persatuan Indonesia’. Persatuan di Indonesia berarti persatuan bagi bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan Indonesia pertama kali diilhami setelah diadakan pertemuan ‘Sumpah Pemuda’ pada tahun 1928. Sebagai salah satu bukti bentuk kesadaran para pemuda dalam menegakkan persatuan bagi bangsa Indonesia. Persatuan merupakan suatu syarat utama yang mutlak untuk terwujudnya suatu bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan bersama. Dengan persatuan, Indonesia mampu melindungi wilahyahnya dari segala ancaman, dengan persatuan pula Indonesia dapat merekatkan penduduknya yang terbentang dari sabang sampai merauke.

4.     Sila Keempat

Surat Al-Imraan ayat 159
فَبِمَا رَحْمَةً مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْكُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَ شَاوِرْهُمْ فِى الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّه إِنَّ اللَّه يُحِبُّ الْمٌتَوَكِّلِيْنَ
“Maka dari rahmat Allah berlaku lemah lembutlah kamu terhadap mereka. Sekira kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu , kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Sila Keempat berbunyi ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan’. Disini, pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewjiban yang sama dan merata tanpa memandang perbedaan suku, ras maupun agama. Musyawarah untuk mencapai mufakat diselenggarakan  dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat yang ada di pusat (MPR). Nilai kerakyatan ini diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan, serta meliputi dan menjiwai sila keadilan. Dalam sila keempat ini mencerminkan harus adanya hubungan yang erat antara rakyat dan pemerintahan dengan adanya musyawarah bersama. Agar keadilan dan kebijaksanaan tercipta dan merata ke semua penduduk.

5.      Sila Kelima

Surat An-Nahl ayat 90 :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَي وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, saling memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari  perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Bunyi sila Kelima adalah ‘Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia’. Keadilan sosial disini meiliki arti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material maupun spiritual, dan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia.  Dalam sila kelima terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara dan nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Maka konsekuensinya adalah nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup adalah :
ü  Keadilan distribusif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya
ü  Keadilan legal, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara, dan dalam hal ini pihak wargalah yang wajib memnuhi keadilan dalam menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara
ü  Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga yang satu dengan yang lainnya secara timbal balik.

Kesimpulannya, Pancasila ternyata memiliki bukti-bukti yang konkret di dalam Al-Qur’an. Dan nilai luhur yang ada di dalam Pancasila juga memiliki dalil yang kuat di Al-Qur’an, sehingga Pancasila sangat cocok digunakan sebagai dasar negara Indonesia. Falsafah yang terkandung di dalam Pancasila juga selaras dengan ajaran agama Islam, karena Pancasila menjunjung tinggi ketuhanan, keadilan, persatuan dan juga permusyawaratan.



DAFTAR PUSTAKA

v  Dr.H Kabul Budiyono, M.Si., Pendidikan Pancasila (Bandung, Penerbit Alfabeta,2009)
v  Alex Lanur , Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka  ( Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1995)
v  Drs. Burhanuddin Salam, Filsafat Pancasialisme ( Jakarta, Bina Akrasa, 1988)
v  Pandji Setijo, Prespekti Sejarah Perjungan Bangsa, (Jakarta, Grasindo, 2010)
v  Prof. Dr. Kaelan, M.S, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta, Paradigma, 2008)
v  Noor MS. Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan (Liberty, Jogjakarta 1997) cet.II (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
v  http://kuliahade.wordpress.com/2010/07/30/pancasila-penjelasan-sila-sila/

v  http://masalimaruf.blogspot.com/2010/01/peran-persatuan-indonesia-dalam.html

A. Maudine N.

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html